19 Sekolah Mendapat Pembinan Adiwiyata
RANTAU – Untuk mengikuti program sekolah Adiwiyata, Sebanyak 19
sekolah di Kabupaten Tapin diberikan pembinaan yang digelar di aula
MTsN 1 Tapin Selatan 16/2 Kemaren.
Hal itu diungkapkan Pembina Adiwiyata Kabupaten Tapin Hariyadi dari
Badan Lingkungan Hidup Rantau, di katakan Hariyadi pihaknya bersama
dengan Ketua Adiwiyata SMPN 1 Rantau Sriyanti MPd melakukan pembinaan
terhadap sekolah untuk dijadikan sekolah Adiwiyata di tahun 2016.
“ Dua sekolah yang menjadi Binaan BLHD, yakni SMAN 1 Rantau dan SMPN 1
Hatungun. Sedangkan 17 sekolah lainnya adalah binaan SMPN 1 Rantau
yang telah berhasil menjadi juara Adiwiyata tingkat nasional'. ujar
Hariyadi.
Hariyadi dan Sriyanti. mengatakan “Karena SMPN 1 mempunyai program
Adiwiyata mandiri, maka mereka wajib mempunyai minimal 10 sekolah yang
masuk dalam Adiwiyata Kabupaten Tapin untuk turut dibina,” ujar
Hariyadi.
Sementara itu Sriyanti mengatakan saat ini adalah 17 sekolah yang
menjadi binaannya. “Karena SMPN 1 mempunyai program Adiwiyata mandiri,
jadi kami wajib mempunyai minimal 10 sekolah binaan yang masuk
Adiwiyata Kabupaten Tapin," Tambah Yanti.
Sebanyak 17 sekolah yang dibina ini dibekali materi tentang komponen
ketiga dalam penilaian Adiwiyata, yakni kegiatan lingkungan berbasis
partisipatif. “Adiwiyata itu intinya adalah perubahan perilaku warga
sekolah untuk berbudaya lingkungan, baik siswa, guru, paman sekolah,
satpam, semuanya harus terlibat didalamnya".
Sekolah Adiwiyata sendiri harus meliputi tertib administrasi, dan
berkomitmen kuat untuk mewujudkan hal itu. Kalau semuanya sudah
terlibat, nanti akan terlihat bagaimana hasilnya. Selain sekolah yang
menjadi lebih indah, hijau, dan asri, kebiasaan perilaku hidup bersih
dan sehat penghuni sekolah membuat suasana sekolah dan belajar jadi
nyaman,” ujar Yanti.
Sekolah yang masuk binaan antara lain, SMPN 2 Rantau, SMPN 1
Bakarangan, MAN 1 Rantau, MTSN 2 Rantau, SMKN 1 Rantau, SMKN Tapin
Selatan, SMK Binuang, MTSN 1 Tapin Selatan, SMPN 1 Binuang, SDN Rantau
Kiwa 1 dan 2.
Sementara itu, Hariyadi S SOS menyampaikan materi penilaian keempat
soal sarana prasarana ramah lingkungan. “Sekolah Adiwiyata harus
menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan
hidup di sekolahnya, sesuai Permendiknas No 24 tahun 2007, seperti air
bersih, menyediakan tempat sampah terpisah, komposter, tinja, air
limbah, drainase, ruang terbuka hijau,” jelas Hariyadi.
Selain itu, tersedianya sarana prasarana pendukung pembelajaran
lingkungan hidup, antara lain, pengkomposan, pemanfaatan dan
pengolahan air, taman atau kebun sekolah, green house, toga, kolam
ikan, biopori, sumur resapan dan biogas.
Diharapkan dengan adanya program Adiwiyata ini, kondisi sekolah
sebelum dan setelah mengikuti program ini mengalami banyak perubahan
di sekolahnya, terutama perilaku siswa, guru, paman sekolah, hingga
satpamnya. Termasuk kondisi sekolahnya menjadi lebih baik dari
sebelumnya". Terang Hariyadi.