Pengobatan Masal Kaki Gajah Di Kabupaten Tapin
RANTAU,- Dalam rangka mendukung program Kementerian
Kesehatan untuk pemberantasan penyakit Kaki Gajah di seluruh Indonesia,
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin senin (10/10) kemaren melakukan
pengobatan masal antisifasi dan penanggulangan penyakit kaki gajah.
Bertempat di kediaman pribadinya Bupati Tapin HM Arifin
Arpan MM beserta istri Hj Ratna Ellyani SIP secara simbolis meminum obat
pilariasis sebagai tanda simulainya pemberantasan kaki Gajah di
Kabupaten Tapin.
Dalam rangka mendukung program Kementerian Kesehatan untuk
pemberantasan penyakit Kaki Gajah di seluruh Indonesia, Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin kembali melakukan pengobatan masal filariasis tahap 3
yang dimulai pada tanggal (11/10) hari ini.
Dalam statemennya, Bupati Tapin HM Arifin Arpan MM meminta
agar masyarakat mewaspadai penyakit kaki gajah, dengan meminta kepada
seluruh jajarannya untuk mensosialisasikan yang berhubungan dengan
penyakit ini".
"Karena masih adanya penyakit ini dibeberapa tempat,
sehingga untuk memusnahkan penyakit kaki gajah, kegiatan ini selalu
rutin dilaksanakan", ujar Bupati.
Berharap Dinas kesehatan secepatnya membagikan obat-obatan
penyakit kaki gajah ini kepada masyarakat, agar penanganan penyakit ini
dapat terlaksana menyeluruh dan serempak di Kabupaten Tapin", terangnya.
Dengan adanya program pemberantasan penyakit kaki gajah
selama 5 tahun hingga 2018 kedepat, kita harapkan Kabupaten Tapin
terbebas dari penyakit kaki gajah".
"Karena Bupati telah meminum obat ini diharapkan masyarakat
juga meminum obat ini, namun bagi penderita hipertensi sebaiknya
memeriksakan kembali tekanan darahnya sebelum meminum obat ini", pinta
Bupati.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan H Errani Martin SKM
mengatakan, sasaran kelompok pengobatan sendiri adalah anak umur 2 tahun
keatas sampai umur 65 tahun, kecuali untuk gangguan penyakit ginjal dan
hipertensi atau lansia yang lanjut usia sekali".
Untuk kegiatan ini Dinas Kesehatan menginstruksikan kepada
seluruh tenaga kesehatan baik dari Rumah Sakit dan Puskesmas untuk siap
siaga antisipasi jika ada reaksi paska pengobatan, reaksi obat seperti
bisa menimbulkan deman, pusing dan reaksi lainnya".
"Sasaran pengobatan adalah anak sekolah TK,SD, SMP dan SMA
dimana sebelumnya akan dilakukan survey pembuktian bebas cacing oleh
kementerian kesehatan pada tahun 2016". terang Erranin
Kepada yang tidak dapat berhadir Dinkes Tapin juga
merencanakan akan membagi obat kerumah-rumah warga yang belum
mendapatkan", Imbuh Errani